5/5 - (1 vote)

Slump beton merupakan proses yang dijalankan dalam pembuatan beton menyesuaikan mutunya. Sementara uji slump termasuk cara untuk mengetahui, sampai menentukan konsistensi hingga tingkat kekakuan pada campuran beton. Lalu berapa nilai slump beton?

Tujuan penilaian dari slump beton untuk menilai workability dari beton tersebut. Lebih jelasnya tentang cara dan nilai slump beton yang terbaik. Anda bisa pahami dalam penjelasan berikut! 

Berapa Nilai Slump Beton? Nilai Terbaik dan Nilai Normal 

Anda harus paham, tingkat kekakuan campuran pada beton ini mampu memberikan petunjuk berapa kapasitas air yang diperlukan. Oleh karena itu, adanya pengujian slump bisa memberi informasi tentang kelebihan, kekurangan, atau kurang tidaknya air yang digunakan di campuran beton tersebut. 

Proses pengadukan beton harus memperhatikan kadar air, karena ini menentukan tingkat workability. Campuran beton terlalu cair bisa membuat mutu beton rendah dan proses pengeringan menjadi lambat. 

Sementara, campuran beton terlalu kering bisa membuat adukan tidak bisa merata dan sulit dicetak. Tentang berapa nilai slump terbaik, nilai slump yang baik yakni yang sesuai rencana kerja menggunakan nilai toleransi 2 cm baik batas atas atau batas bawah. 

Misalnya, direncanakan slump 12+/-2 cm, maka ketika beton itu di tes kekentalannya lebih baik berada di kisaran 10 cm di batas bawah dan 14 cm di batas atas. Penelitian ini penting, sebab nilai slump bisa mempengaruhi mutu beton dan workability. 

Sedangkan nilai slump normal pada beton ini bisa dengan muda diproses dengan baik melalui struktur normal menggunakan nilai slump 8-15 cm. Dari kondisi itu beton bisa diaplikasikan lebih baik pada struktur kolam, dinding, plat lantai, dan sebagainya dengan ketinggian kurang dari 30 m dari permukaan tanah. 

Cara Pengujian Slump Beton

Berapa nilai slump beton

Pengujian ini bisa dilakukan ketika kombinasi bahan pembuatan beton telah berada di sifat plastis.  Jika kisaran yang dipakai 8-12 cm. 

Maka nilai slump sekitar 0 cm, maka bisa dipastikan kalau tingkat workability beton jelek. Nilai ini umumnya digunakan di beton non pasir. Terdapat alat yang diperlukan untuk proses pengujian, yakni : 

  1. Pemakaian corong kaca dengan diameter 20 cm bagian bawah. Diameter bagian alasnya 10 cm dengan tinggi 30 cm. Kedua sisi corong harus saling berhadapan serta mempunyai pegangan sebagai pegangan tangan untuk menaikkan konus. 
  2. Siapkan tongkat diameter 16 mm dan panjang 60 cm dari bahan baja. Bagian ujung membentuk hemispherical. Mempunyai kegunaan memadatkan adonan beton yang sudah diisi ke dalam abrams. 
  3. Mistar pengukur atau penggaris dari baja. 
  4. Cetok. 
  5. Tatakan untuk dasar cetakan. 

Cara pengukurannya adalah : 

  1. Basahi cetakan kerucut serta plat menggunakan kain basah. 
  2. Taruh cetakan atas plat. 
  3. isi ⅓ cetakan menggunakan beton segar, padatkan pakai batang logam secara merata dengan memasukkannya. Pastikan besi menyentuh dasar, jalankan 25-30 kali tusukan. 
  4. Isi lagi ⅓ bagian menjadi ⅔ dengan cara yang sama. 
  5. Isi ⅓ akhir serupa dengan cara serupa. 
  6. Permukaan diratakan, tunggu ½ menit, bersihkan kelebihan beton bagian cetakan serta pada plat. 
  7. Angkat cetakan secara tegak lurus ke atas. 
  8. Ukur nilai slump dengan cara membalikkan sebelah kerucut memakai perbedaan dari tinggi rata-rata benda uji. 
  9. Toleransi nilai slump beton segar kurang lebih 2 cm. 
  10. Kalau nilai slump sesuai standar, beton bisa digunakan dan sebaliknya. 

Penetapan Nilai Slump 

Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penetapan nilai slump, yakni : 

  1. Cara penuangan adukan beton.
  2. cara pengangkutan adukan beton. 
  3. Jenis struktur yang dibuat, 
  4. cara pemadatan beton segar. 

Demikianlah jawaban pertanyaan berapa nilai slump beton? Bagi Anda yang membutuhkan supplier beton bisa bekerja sama dengan kami. Kami melayani free survei lokasi area Jabodetabek, pengiriman tepat waktu, serta service excellent. Silakan tekan tombol ikon WA di website! Semoga bermanfaat!

Categories: Post Artikel